Jumat, 12 November 2010

Sunatan Massal Aha..Aha..

HEI sunatan massal..Aha aha..
Sunatan massal..Aha aha..
Ditonton orang berjubal jubal, Banyak tercecer sepatu dan sandal

Hei.. hari bahagia..Aha aha..
Bersuka ria..Aha aha..
Ada yang berjoget tari India, Stambul cha-cha dan tari rabana

Potongan bait lagu Sunatan Massal milik Iwan Fals ini cocok ketika menggambarkan keceriaan sebanyak 62 anak dan orangtua dalam sunatan massal, Jumat (12/11).
Kemarin pagi, suasana gedung B Pemkot Cimahi Jln Rd. Demang Hardjakusuma jauh lebih ramai dari hari biasa. Sejak pukul 06.00 WIB, puluhan bocah lelaki dengan diantarkan orangtuanya mulai memenuhi ruangan tunggu menanti daftar panggilan sunat.
Berbagai ekspresi tergambar. Ada yang tampak senang dengan tersenyum ranum, ada yang
khawatir dan tidak banyak bicara. Terlebih lagi, ketika dokter memanggil namanya untuk masuk ruang sunat. Di ruangan itu, tujuh kasur berjajar dan pasien sunat pun  pasrah
terbaring. Selanjutnya, dokter ahli dan para perawat dari puskesmas se-Kota Cimahi mulai menyunat sebagai salah satu syariat yang harus dilalui anak-anak menuju fase remaja.
Tidak hanya anak-anak yang sudah bersekolah, ada juga anak lelaki yang masih berusia
dibawah lima tahun (batita) menjadi peserta sunat. Sekitar 10-15 menit, proses sunat pun selesai. Dengan wajah penuh kelegaan, setiap anak digendong para orangtuanya. Banyak juga yang langsung berjalan sendiri dan seolah tidak merasakan sakit pasca sunat. Terlebih lagi, sejumlah bingkisan menarik mampu menghibur para pengantin sunat. Seperti pakaian sunat mulai dari sandal, sarung, baju koko hingga kopiah. Juga satu nampan tumpeng hias, roti buaya, kue tart, aneka snack dan angpau Rp 50 ribu yang
melengkapi suka cita di hari bahagia mereka.
Tidak hanya anak-anak, orang tua mereka pun tidak kalah sumringahnya melalui pesta sunatan
massal kemarin. Seperti yang diungkapkan Anas Mansyur (62), yang sengaja datang dari Ciamis untuk menyaksikan sunatan cucunya, Teo Bintang Sahrir (8).
"Iya saya sengaja datang ke Cimahi,
karena ingin antarkan cucu saya disunat. Selama ini kan Teo selalu bilang ke orangtuanya kalau dia mau disunat seperti teman-temanya yang lain," kata Anas.
Serupa juga dilontarkan Tedi Agus Solihin (40) orangtua Faisal Ramdani (7). "Saya mendapat informasi dari RW katanya ada sunatan massal ya kenapa tidak kami manfaatkan fasilitas gratis dari pemerintah ini. Apalagi anak saya sudah pengen banget disunat dan
sekarang baru ada kesempatan," ungkap pedagang kaki lima (PKL) di Jln. Sriwijaya ini.
Fasial sendiri mengaku ia ingin segera disunat biar dapat sepeda. "Iya soalnya kalau udah disunat
bisa dibeliin sepeda," ucapnya polos. ***


NB: ketika berada di ruang sunat, seorang bocah tiba-tiba menyingkapkan sarungnya untuk memperlihatkan "burungnya" yang baru disunat..hahaha..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar