Jumat, 12 November 2010

Pasar Kuda Ada dan Tiada


JIKA melintasi Jln. Sangkuriang, kita akan menemukan pasar kuda. Konon, pasar ini sangat terkenal karena menjadi satu-satunya pasar tradisional yang menjual aneka ragam hewan, khususnya kuda, berikut aksesorinya.
Di sana juga terdapat banyak deretan kandang kuda. Selama ini, pasar kuda menjadi tempat transaksi jual beli kuda dari berbagai daerah di Jabar maupun luar Jabar. Tidak hanya transaksi kuda tunggang, kuda khusus delman pun dijual di sini. Tak heran, pasar kuda yang buka setiap Senin itu diminati banyak pengunjung mulai dari mereka yang hobi kuda sampai tukang delman.
Namun, gambaran semaraknya pasar kuda seperti itu terjadi sekitar tahun 1980 sampai awal tahun 2002. Sekarang, meriahnya pasar kuda sudah tidak ditemui lagi. Namanya masih melegenda, tapi aktivitasnya sudah mati suri. Seperti yang saya jumpai kemarin siang. Tidak ada seekor kuda pun yang berada di pasar kuda. Begitu pula dengan pengunjung, tidak ada seorang pun mampir untuk membeli aksesori. Padahal toko aksesori di pasar kuda ini masih ada yang tersisa, yaitu toko milik Aef Saefudin (58).
Ia mengatakan, awalnya toko aksesori kuda berderet di sepanjang pasar, namun kini yang tersisa hanya toko miliknya. "Sekarang hari Senin, dari pagi hingga siang belum ada seorang pun yang membeli aksesori kuda. Sarebu-rebu oge can beubeunangan. Pasar kuda sekarang mah tinggal mimpi," katanya yang siang itu sedang menunggui toko bersama menantunya, Marasati (42).
Diceritakan, pasar kuda tersebut dulunya sangat terkenal. "Dulu semua kuda yang didatangkan dari Sumbawa maupun kuda dari berbagai daerah lain dipasarkan di sini. Kemudian calon pembeli dari daerah di Jabar seperti Soreang, Padalarang, Bogor, Cianjur, Lampung sampai dari Klantan, Malaysia, juga bertransaksi di sini. Tapi seiring waktu dan pergantian pimpinan pasar, pasar kuda perlahan tapi pasti jadi sepi. Sekarang transaksi lebih sering dilakukan di rumah para bandar kuda di Cijerah," kata Aef yang merupakan warga Bunisari RT 01/RW 05 Gadobangkong, Kab. Bandung Barat.  
Kini, penggerak usaha jual beli kuda dan aksesorinya sedang menunggu kepastian dari pemerintah yang konon bakal memindahkan lokasi pasar kuda ini. "Sebelum di Jln. Sangkuriang, pasar kuda berlokasi di Pasar Atas, kemudian dipindahkan ke sini tahun 1980, lalu akan dipindahkan lagi, tapi sampai saat ini lokasi baru pasar kuda masih belum jelas, masih dalam tahap wacana," ungkapnya yang secara turun-temurun menekuni pembuatan aksesori kuda.
Kendati pasar kuda telah mati suri, Aef tidak memungkiri masih ada order pemesanan untuk aksesori kuda. "Order untuk aksesori lebih banyak dari luar provinsi seperti Lampung," ungkapnya. **

NB: Setiap hari saya melewati Pasar Kuda..masih sama dengan kemarin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar