Senin, 22 November 2010

maaf, aku nggak bisa

SENIN (22/11) malam, ketika aku hendak bergegas piket, berkeliling Kota Bandung dan mencek kamar mayat, Damkar, dan situasi lainnya, seorang redaktur memanggilku. Aku harus meliput acara seminar tentang linkungan hidup di lantai 3. Masih satu atap dengan kantorku.

Jujur aku jemu meliput seminar, apalagi seharian ini aku mencicipi dua seminar. Bahasan seminar tadi siang soal ISO 9001:2008 dan Musrenbang Rencana Pembangunan Jangja Panjang Pemkot Cimahi. Sekarang, aku pun harus melahap seminar yang membuat aku merasa bosan. Apalagi, seminarnya berlangsung malam hari pukul 21.00 WIB. Dengan tempat yang penuh sesak. Bukan karena pesertanya banyak dan mereka antusias. Tapi seminar itu berlangsung di ruang rapat ukuran 6 kali 4 meter. Tanpa AC dengan jumlah tempat duduk terbatas. 

Karena tugas,  meskipun tanpa hati, aku melangkahkan kakiku menuju ruangan itu. Begitu masuk, auraku ingin segera keluar dari ruangan. Coz, aku lelah dan suntuk disuguhi seminar. Alasan lainnya, karena aku tidak memiliki kursi untuk duduk. Aku berdiri beberapa sesaat. Melihat layar infokus bergambar pohon. Mendengarkan si empu berbicara, entahlah aku tidak peduli dan tak mau tahu. Aku kadang hanya ingin melakukan yang aku mau. Tidak peduli dengan profesionalisme. Lalu tanpa basa basi, aku memutuskan untuk keluar dari ruangan, yang malam itu seperti neraka bagiku. 

Atas yang aku lakukan, aku siap menerima sanksi dari redakturku. Meski sebagai prajurit, aku tidak boleh mengatakan tidak, tapi untuk kali ini aku cuma ingin bilang, "Maaf, aku nggak bisa."  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar